"Terima Kasih telah berkunjung ke blog ini. Jangan lupa Share dan Comment ya"
loading...

AL-AXIS Korban Diskriminasi dan Kesalahan Prosedur yang Dilakukan si Manies


Kali ini penulis ingin membuat sebuah artikel umum yang tidak sedikitpun ada unsur politis yang berkaitan dengan berita berkembang karena artikel ini hanya sebuah cerita fiksi. Tetapi terlahir dari refleksi pengalaman dan hasil diskusi dengan teman-teman melihat kondisi realitas kebangsaan. Dimana banyaknya terjadi diskriminasi dan KKN dalam kehidupan dari dahulu sampai saat ini.
Penulis berharap kepada sahabat pembaca tidak menghubung-hubungkan dengan kejadian nyata yang sedang terjadi saat ini. Karena tujuan penulisan artikel ini adalah menceritakan sebuah cerita fiksi dan khayalan belaka. Penulis meminta maaf jika ada kesamaan nama, istilah, profesi bukan merupakan kesengajaan yang berniat untuk menjelek-jelekkan.
Baiklah penulis akan memulainya, Cerita ini berjudul “AL-AXIS Korban Diskriminasi dan Kesalahan Prosedur yang Dilakukan si Manies”. Silahkan menikmati artikel ini sembari seruput kopi tanpa gula supaya makin terasa getaran kepahitan dalam cerita ini : (Sekali lagi maaf ya sahabat pembaca kalau penulis terlalu mendramatisir)
“Kejadian ini berlangsung beberapa tahun yang lalu disebuah daerah kita sebut saja Junikarta, daerah Junikarta ini ada sebuah sekolah yang cukup terkenal dan terfavorit namanya Reclamation School. Saking terkenal dan terfavoritnya tidak hanya murid yang berkompetisi keras untuk dapat diterima disekolah ini.
Sekolah ini juga memiliki daya tarik yang sangat luar biasa bagi guru-guru yang ingin mengambil jenjang karir. Dimana kompetisi sangat ketat untuk mengambil posisi tertinggi yakni kepala sekolah. Kompetisi tidak hanya diukur atas dasar kemampuan intelektual, rekam jejak dan kepemimpinan tetapi cara-cara yang tidak etis dan koruptif pun dilakukan untuk dapat memenangkan kursi kepala sekolah tersebut.
Singkat cerita pihak yayasan bersama perwakilan orang tua murid telah memutuskan bahwa bapak Manies menjadi kepala sekolah baru. Saingan terkuatnya adalah kepala sekolah lama bernama bapak Ngohok yang akhirnya harus menerima keputusan tersebut padahal telah banyak membuat terobosan baru salah satunya mencari sponsor agar anak-anak kurang mampu tapi memiliki kemampuan dan kepandaian dapat melanjutkan studi.
Program yang memiliki sponsor ini diberi nama Kartu Junikarta Pandai dengan singkatan KJP. Berbanding terbalik dengan rekam jejak kepala sekolah baru yang memiliki karir tidak mulus disekolah yang lain yang berakhir jabatannya harus dicopot karena programnya tidak efektif dan boros menggunakan dana sekolah untuk kegiatan tidak bermanfaat. Salah satunya membuat pameran dan penyumbangan buku di daerah yang lebih maju padahal daerah dan sekolahnya sangat minim tentang pengadaan buku.
Berjalanlah kepemimpinan bapak Manies di Reclamation Scholl ini dengan penuh kontroversi, Salah satunya dalam penanganan kenakalan anak didik. Memang pada tahapan wawancara dihadapan yayasan. Beliau memaparkan program kerja yang tegas dalam menangani kenakalan anak didik termasuk bolos, merokok, dan lain-lain.
Seringlah Berdatangan warga setempat ke sekolah melaporkan bahwa anak didik dari sekolah ini sering melakukan kegiatan yang tidak baik antara lain merokok pada saat jam istirahat. Ngomong-ngomong sahabat pembaca pernah tidak melakukan ini pada saat masa sekolah. Ayo jujur ! hehehe
Masyarakat melaporkan beberapa siswa antara lain kita sebut saja namanya AL-AXIS, OKE, OCE, DP, PERSEN, dan BASWEI. Menindaklanjuti laporan tersebut Kepala Sekolah langsung memberi tindakan pemecatan tanpa investigasi dan interogasi serta tidak melayangkan surat peringatan terlebih dahulu. Diberikanlah surat pemecatan terhadap AL-AXIS yang merupakan keponakan dari salah satu teman dekat bapak Ngohok saingannya kala berkompetisi merebut kursi kepala sekolah.
Keputusan yang mengganjal dan terkesan ada unsur diskriminasi dalam pemecatan ini dimana kepala sekolah hanya menindak dengan memecat AL-AXIS saja dengan alasan bahwa anak didik yang satu ini telah berulang kali dilaporkan oleh masyarakat setempat padahal faktanya AL-AXIS selalu merokok pada jam istirahat pembelajaran bersama teman-temannya.
Telisik punya telisik ditemukanlah sebuah nepotisme yang terjadi pada keputusan pemecatannya. Alasan mengapa teman-teman AL-AXIS tidak diberi sanksi karena OKE merupakan anak dari sahabat  kepala sekolah, OCE merupakan anak dari rekanan kerja istri wakil kepala sekolah, DP merupakan keponakan dari Ketua Yayasan. PERSEN merupakan sepupu dari pemilik usaha peminjaman uang dimana kepala sekolah meminjam uang untuk menyuap supaya mendapatkan jabatan. Paling terakhir yang merupakan adik kelas dari mereka tersebut ikut bernasib mujur karena posisinya yang masih junior.
Menemukan bukti tersebut keluarga dari AL-AXIS akhirnya menuntut dan melaporkan pihak sekolah ke pihak Dinas Pendidikan. Pihak sekolah diduga melakukan tindakan semena-mena dan adanya nepotisme. Tindakan yang dilakukan oleh keluarga AL-AXIS adalah pilihan terakhir karena kepala sekolah tidak memberi ruang untuk mediasi. Selesai”
Bagi sahabat pembaca yang merasa kesal dan kurang puas membaca cerita fiksi ini karena masih menggantung dan belum klimaks tetapi kok sudah ada dinyatakan selesai. Jangan khawatir cerita fiksi ini pasti akan berakhir dengan indah walaupun ada kemungkinan sahabat pembaca tidak puas juga karena penulis tidak punya alat pemuas. Hehehe
Bagaimana keputusan dinas pendidikan atas laporan keluarga AL-AXIS akan penulis lanjutkan pada watu yang tidak dapat ditentukan. Semoga saja dalam waktu dekat penulis dapat inspirasi dan masukan untuk melanjutkan artikel ini. Tunggu episode selanjutnya ya !
Salam Hangat Penuh Kasih,

Subscribe to receive free email updates: