"Terima Kasih telah berkunjung ke blog ini. Jangan lupa Share dan Comment ya"
loading...

Kebenaran Tidak Pernah Kalah, Elektabilitas Ahok Semakin Meningkat !


Tiada pernah habis kalimat dan narasi jika kita membahas seorang tokoh bangsa yang telah menyentuh hati masyarakat bumi bulat bukan bumi datar ya sahabat Seword. Tidak hanya masyarakat DKI. Jakarta merasa kagum karena pernah merasakan bagaimana kepemimpinan dari mantan gubernur Ahok yang penuh dengan terobosan baru, Ketegasan dan komitmen anti korupsi tetap dipegang teguh. Karakter kepemimpinan yang Ahok perlihatkan dan buktikan seakan-akan menghipnotis mayoritas masyarakat Indonesia yang bersifat nasionalis dan menghargai keberagaman.
Memang tidak bisa kita pungkiri bahwa Ahok memiliki kelemahan yang salah satunya adalah beliau tidak bisa menahan teriakan-teriakan hatinya melihat kondisi perpolitikan Indonesia yang tidak sehat selalu mengandalkan politik identitas untuk menjatuhkan lawan politiknya. Sehingga Ahok pun dengan tanpa sadar mengucapkan kalimat-kalimat yang membahas tentang sebuah ajaran kepercayaan seharusnya tidak patut disampaikan kedepan publik yang akhirnya ada sekelompok menggoreng kalimat tersebut sehingga memperpanas keadaan kala itu.
Tetapi itu sudah berlalu kita tidak perlu kembali membahas permasalahan tersebut sahabat Seword karena Ahok juga sudah mempertanggungjawabkan kekhilafannya tidak seperti salah seorang yang dulunya ngotot berteriak tentang kebenaran menurut versinya. Sehingga pidato dan komentar-komentarnya melanggar etika dan menyanyat sanubari orang-orang yang pernah dihinanya secara gurauan ataupun secara blak-blakan.
Realitanya orang tersebut melarikan diri dari tanggung jawab dengan alasan dikriminalisasi padahal nyatanya memang dia yang mengkriminalkan dirinya. Tetapi ada juga masyarakat yang tetap percaya dengannya yang sudah jelas tidak memiliki keberanian menghadapi setiap proses hukum. padahal katanya ada 7 (tujuh) juta manusia yang membelanya tidak seperti Ahok dihantam 7 (tujuh) juta manusia tetap berdiri kokoh tanpa sedikitpun berniat untuk melarikan diri.
Penulis memang tidak berniat menuliskan kisah pilu ini kembali tetapi kembali tertarik ketika belakangan ini semakin menghebohkan bahwa elektabilitas Ahok semakin menjulang tinggi dan menurut salah satu hasil survey lembaga Indikator Politik memaparkan bahwa Ahok yang sedang dipenjara tersebut memiliki pendukung tertinggi untuk disandingkan menjadi pasangan Presiden Jokowi di periode selanjutnya nanti.
Memang hasil tersebut bukan hal tidak terduga karena penulis yakin masih banyak masyarakat Indonesia saat ini sudah paham tentang permainan politik. Sehingga masyarakat dapat menilai dengan bijaksana dan netral dibuktikan hasil survey Ahok tertinggi untuk menjadi calon wakil presiden Indonesia tahun 2019. Masyarakat sudah dapat menentukan pilihan, Mana calon pemimpin yang memiliki jiwa kerja yang mumpuni dan kepemimpinan anti korupsi.
Berikut petikan berita hasil Survey tersebut (Sumber medan.tribunnews.com) :
Pada survei ini, responden ditanya tentang siapa yang paling pantas mendampingi Jokowi selaku presiden petahana pada Pemilu 2019. Ada 16 nama calon wakil yang diberikan sebagai opsi. Ahok mendapatkan 16 persen suara responden, paling tinggi di antara nama-nama lain dalam survei itu. Padahal saat ini Ahok sedang menjalani hukuman di penjara akibat kasus penistaan agama. Ia divonis hukuman dua tahun penjara.
Hasil survey tersebut memang membuktikan bahwa nama Ahok masih tetap melekat dihati masyarakat Indonesia. Indonesia yang memang sedang alami cobaan besar tidak ubahnya seperti Amerika Serikat bertahun-tahun yang lalu mengalami hal yang sama seperti Indonesia diterpa kenyataan rakyatnya terpecah oleh isu SARA. Tetapi saat ini Amerika Serikat sudah menyembuhkan penyakit tersebut telah dibuktikan dan menjadi catatan sejarah bahwa golongan masyarakat yang dulunya menjadi warga Negara kelas 2 (dua) akhirnya mempunyai perwakilan menjadi Presiden Amerika Serikat dengan 2 (dua) periode berturut-turut.
Perjalanan Amerika Serikat menjadi salah satu bukti bahwa untuk membuat suatu bangsa yang besar harus segera meruntuhkan sifat sektarian dan menyembuhkan penyakit yang sangat parah dan menular seperti mempermasalahkan unsur SARA. Sahabat Seword telah melihat bersama-sama seperti apa kondisi Amerika Serikat saat ini yang menjadi negara yang paling dihargai sekalian disegani oleh negara-negara lain.
Jujur penulis kurang sepakat dengan menempatkan Ahok menjadi calon wakil presiden periode kedepannya karena penulis melihat kondisi Indonesia belum terlepas dari wabah penyakit SARA sehingga sangat gampang terprovokasi jika dikaitkan terhadap penyakit tersebut. Jadi lebih ideal dan realistis adalah menempatkan Ahok diposisi sentral lainnya seperti menjadi menteri, kepala BULOG ataupun Ketua KPK. Posisi tersebut sangat penting di negara ini dan harus orang-orang yang sudah teruji memiliki integritas, Rekam jejak kinerja yang membanggakan, dan paling utama itu adalah anti korupsi karena penyakit kedua terparah di Indonesia adalah korupsi.
Penulis sangat sepakat dengan pendapat seorang tokoh politik dari salah satu partai menyatakan Ahok sangat dibutuhkan saat ini untuk memperbaiki kondisi negara yang mengalami permasalahan yang bertumpuk dan permasalahan tersebut telah beranak cucu. Maka dari itu dibutuhkan orang-orang yang pemberani dan memiliki ketegasan untuk memperbaiki bangsa ini. Salah satu tokoh yang dapat memperbaiki kondisi bangsa ini adalah Ahok tetapi tidak menempatkan jadi wakil presiden lebih realistis menjadi seorang menteri atau yang lainnya.
Berikut petikan beritanya (Sumber Detik.com):
Pak Ahok lebih tepat pejabat yang teknokrat ya. Saya lihat untuk jadi wakil presiden kurang tepat karena orang kayak Pak Ahok lebih tepat jadi seorang menteri atau kepala bulog atau orang yang harus benahi sistem birokrasi, pendayagunaan aparatur negara, orang yang ada keberanian dan ada keseriusan, ada sesuatu hal prinsip birokrasi sebagai pilar kebijakan pemerintah," kata politikus PDIP Aria Bima, di Jalan Lebak Bulus, Jaksel, Minggu (22/10/2017). 
Menurut Aria, Indonesia membutuhkan orang seperti Ahok. Aria menyebut sisi positif Ahok ada di ketegasan dan sikap anti-korupsinya. Sifat itu menurutnya dibutuhkan untuk kemajuan Indonesia.
Kesimpulan
Sahabat Seword kita tidak perlu berlarut-larut dalam kesedihan melihat salah satu tokoh terbaik harus mendekam di penjara. Oleh karena tidak dapat menahan jeritan hatinya sehingga meluapkannya ke publik yang berdampak akhirnya lawan politik mendapat isu-isu sensitif yang telah terbukti sangat ampuh untuk menjatuhkan Ahok.
Penulis hanya berpesan kepada sahabat Seword yakinlah Tuhan YME itu tidak diam dan tertidur. Sebagai manusia yang beragama kita tidak perlu menahan amarah dan dendam karena cepat ataupun lambat Tuhan YME akan membuka mata dan pikiran seluruh manusia menunjukkan jalan mana yang benar.
Salam Kebenaran,



Subscribe to receive free email updates: