Baru beberapa hari menjabat sebagai gubernur DKI. Jakarta yakni Anies Baswedan (AB) menuai banyak kecaman, kritik, dan dilaporkan ke Bareskrim Polri oleh karena pidato AB yang menyebut kata-kata pribumi dan non pribumi yang sudah dilarang oleh UU dan juga Intruksi Presiden.
Rakyat Indonesia sontak terkejut dengan kata-kata yang selayaknya tidak bisa disebutkan oleh seorang pejabat negara dihadapan publik tetapi apa yang hendak dikata nasi sudah menjadi bubur dan kata-kata rasis tersebut sudah diperdengarkan ketelinga seluruh rakyat Indonesia.
Saya semakin terkejut ketika membaca sebuah berita dilaman media online seorang wakil ketua DPR RI yang belakangan ini sangat garang menyuarakan agar KPK segera dibubarkan. Coba sahabat Indovoices menebaknya siapakah yang saya maksud tersebut ?
Ya benar, sini ambil sepedanya. hehehe
Ya benar, sini ambil sepedanya. hehehe
Beliau adalah Fahri Hamzah (FH) yang merupakan kader PeKaeS yang berseliweran berita tidak diakui oleh Presiden partainya bersama dengan para pengurusnya sungguh sangat kasian ya seorang Wakil Ketua DPR RI menjabat tanpa pengakuan partai. Tapi kali ini saya bukan mau membahas permasalahannya dengan partai.
Tetapi kali ini saya ingin memberi tanggapan dari pernyataan FH di media berita online tersebut. FH menyampaikan supaya AB mengikuti cara kerja Ahok dengan selalu menyampaikan pernyataan yang bersifat teknis dalam pembangunan DKI. Jakarta. Tidak hanya itu FH menyampaikan bahwa tunggu jadi nyalon presiden baru pidato karena sekarang ini AB hanya seorang gubernur sebuah kota yang besar.
Berikut petikan beritanya :
“Karena ini sifatnya kota, ya sudah pidatonya yang teknislah, dalam hal ini ikut Ahok-lah, bener Ahok ini teknis saja, bahkan nggak usah banyak ngomong, teknis saja, yakinkan orang bikin ini, bikin ini, bersihkan ini, bersihkan itu,” ulas Fahri.
“Bila perlu dia ngantor di mobilnya aja dia keliling Jakarta itu. Ada jalan lubang tutup, emang begitu, wali kota begitu. Jangan lu banyak pidato kayak… nanti macem-macem, nggak usah. Nanti kalau lu udah nyapres, baru banyak pidato begitu,” kata Fahri. (Sumber Detik.com)
Saya jadi bertanya-tanya apa sebenarnya muatan dari pernyataan FH. Apakah itu sebuah saran ataupun sindiran. tujuan sebenarnya dari pernyataan tersebut hanya FH dan Tuhannya lah yang mengerti.
Tetapi saya mencoba memberikan tanggapan dan opini jika itu sebuah saran kepada AB agar bekerja dengan sungguh-sungguh jangan hanya beretorika saja. Ikuti Ahok dalam konsep cara kerja dan kegigihan memperjuangkan rakyat. Ahok telah diakui oleh rakyat Indonesia dan mungkin juga dunia melihat hasil kinerja Ahok beberapa tahun saja duduk menjabat Gubernur.
Menurut saya langkah memberi saran sudah termasuk terlambat karena akibat dari isi pidatonya AB telah dilaporkan ke Bareskrim Polri oleh Inisiator Gerakan Pancasila Jack Boyd Lapian yang merupakan warga Negara Indonesia keturunan Belanda. Walaupun begitu tidak ada kata terlambat dalam berbuat kebaikan jika memang saran ini tidak pas lagi untuk AB kan ada pejabat daerah lainnya yang harus berbenah dan mengambil hikmah dari kejadian ini.
Menjadi sebuah preseden buruk bagi kepemimpinan di Indonesia jika proses hukum kedepannya menyatakan bahwa AB bersalah karena baru seorang AB yang berpidato ditonton oleh pendukungnya dan disiarkan di televisi menyampaikan hal-hal yang diskriminatif dan terkandung unsur rasis.
Tak hanya Boyd, organisasi Banteng Muda Indonesia (BMI) juga melaporkan Anies ke Bareskrim Polri setelah laporannya ditolak Polda Metro Jaya. Boyd mengatakan, dua laporan itu kemudian dijadikan satu laporan polisi. Laporan tersebut diterima dengan laporan polisi nomor LP/1072/X/2017/Bareskrim.
Anies dilaporkan dengan dugaan tindak pidana diskriminatif ras dan etnis sebagaimana diatur dalam Pasal 4 huruf B ke-1 dan 2 dan Pasal 16 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras Dan Etnis. (Sumber Kompas.com)
Jika itu sebuah sindiran FH terhadap Anies, Saya rasa sangat tidak elegan menyangkutkannya kepada kinerja Ahok yang telah terbukti banyak melahirkan terobosan baru dan kinerja yang mumpuni. Untuk itu FH belum sepantasnya menyindir AB dengan menghubungkannya dengan Ahok.
Tetapi apa yang hendak kita katakan sahabat Indovoices namanya juga FH yang selama ini kita kenal sangat garang dan kontroversial. Sering menyampaikan kalimat-kalimat yang mengiris sebagian besar hati rakyat Indonesia. FH tidak tampak seperti wakil rakyat yang sebenarnya sesuai amanat Undang-undang.
Belajar dari realita kebangsaan saat ini saya melihat Indonesia akan terseok-seok melangkah kedepan jika pemerintah dan pihak berwajib seperti polisi dan lain-lain tidak cepat tanggap menyelesaikan permasalahan hukum di Indonesia apalagi permasalahan yang berbau SARA.
Mempermasalahkan SARA merupakan sebuah langkah buruk karena dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Kita ikutin saja sahabat Indovoices bagaimana episode lanjutan dari dinamika politik kebangsaan saat ini.
Paling utama mari kita sama-sama menyaksikan apakah AB akan sampai dalam tahapan kehidupan yang layak untuk pidato menurut versi FH yakni nyalon presiden atau disingkat nyapres.
Sepakatkah sahabat jika AB kedepannya nyapres melihat rekam jejaknya saat ini ?
Sampaikan pendapat anda dikolom komentar.
Salam Nyapres,