"Terima Kasih telah berkunjung ke blog ini. Jangan lupa Share dan Comment ya"
loading...

Ahok Makin Disayang Tuhan, Dikagumi Manusia, dan Ditakuti Kaum Bumi Datar


Mantan gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, yang dijerat dengan undang-undang penistaan agama, harus mendekam selama dua tahun di Mako Brimob oleh putusan majelis hakim yang (katanya) terhormat. Orang-orang yang memenjarakan dia, berhasil memenjarakan dia melalui ketokan palu dari hakim.
Namun tidak ada dendam sedikitpun yang diutarakan baik melalui ucapan, surat-surat, dan tindakannya di Mako Brimob. Ahok bekerja sama dengan hukum, ia menerima putusan hakim apa adanya, ia tidak berteriak-teriak histeris seperti Jonru Ginting dani Buni Yani, yang menunjukkan ketakutannya masuk ke dalam penjara yang gelap, pesakitan, suram, dan kelam.
Penjara tidak membuat Basuki Tjahaja Purnama pudar, bahkan banyak dari antara orang-orang, khususnya yang membenci Ahok, menjadi semakin histeris ketika pemberitaan media massa, malah menunjukkan pemberitaan yang positif terhadap sosok bernama Ahok.
Kita lihat saja bagaimana Ahok yang terisolir jauh dari keramaian, tetap memberikan pengaruh dan semangat kepada para pendukungnya. Orang datang berbondong-bondong, bahkan sampai rela mengantri untuk mengunjungi Ahok di Mako Brimob, di waktu kunjungan. Satu kelompok yang terdiri dari sekitar 15-20 orang harus mendaftar jauh-jauh hari, hanya untuk menyemangati Ahok. Apa? Menyemangati?
Namun satu hal yang mencengangkan kita bersama adalah bukan mereka yang menyemangati Ahok, melainkan Ahoklah yang menyemangati mereka. Ini adalah fenomena yang sangat langka, dimana orang yang dianggap penjahat, menghibur orang-orang yang di luar penjara. Sosok fenomenal ini, rasanya sudah menjadi sebuah sosok yang melampaui ruang. Dinding-dinding Mako Brimob benar-benar tidak berdaya dibuat oleh Ahok.
Surat-surat yang diberikan dan disebarluaskan oleh tim BTP dan juga para pendukungnya, menjadi sebuah bukti nyata bahwa Ahok tetap baik-baik saja. Ia tidak pernah hilang, ia tetap memberikan berkah dan ketenangan kepada para pendukungnya. Dukungan pun kian lama kian mengalir. Sempat terpikir di benak saya bahwa “Ahok sudah dipenjara, karirnya sudah mati”. Namun entah mengapa, saat ini pikiran tersebut sudah tidak lagi penting bagi saya.
Mau hidup atau mati karirnya, ia menerimanya, bahkan menelan keadaan tersebut. Seolah-olah karir yang mati, bukan lagi menjadi ketakutan yang ia hadapi, karena memang jelas, tujuan hidupnya tidak sesempit itu. Sebagai orang yang berintegritas, tentu kita melihat bagaimana dalam waktu tiga tahun, ia bisa membangun Simpang Susun Semanggi. Setahu saya, di Indonesia hanya dua orang yang bisa melakukan itu, dalam waktu yang sangat singkat, yakni Jokowi dan Ahok.
Dua birokrat andal ini menjadi pasangan yang benar-benar merusak standar politisi. Penggantinya sekarang pun terlihat bodoh dan dungu, bahkan jika dibandingkan Ahok seorang diri, mereka ibarat sampah. Urusan-urusan sepele yang dikerjakan, bahkan blunder-blunder isu sensitif pun diucapkan dari mulut mereka. Benar-benar pilihan rakyat Jakarta, adalah pilihan yang terbodoh sepanjang sejarah.
Keasuan yang dimunculkan benar-benar menjadi keasuan yang sangat asu. Sulit jika kita membandingkan antara langit dan bumi, membandingkan antara sorga dan neraka, demikianlah kita melihat perbedaan kepemimpinan Ahok dan... asudahlah... Standar yang sudah ditetapkan oleh Jokowi-Ahok-Djarot sangat tinggi. Sehingga siapapun yang mencoba menggantinya, harus benar-benar teruji terlebih dahulu.
Mentalitas pemimpin berbeda dengan mentalitas penguasa. Pemimpin Jakarta sejatinya orang yang bisa mengakomodasi keadilan sosial untuk seluruh rakyatnya, sedangkan penguasa Jakarta sejatinya adalah bangsat-bangsat politik yang ingin kaya, dengan cara menginjak kepala rakyat. Siapakah mereka? Sebut saja sendiri.
Tidaklah berlebihan jika kita melihat Ahok yang tetap bersinar di Mako Brimob, adalah orang yang semakin disayang oleh Tuhan dan manusia. Orang ini patut dikagumi karena ketulusannya menjadi terang dan garam untuk jaman yang sudah bengkok, dengan segala isi penguasanya yang sudah mulai membusuk. Terang yang terus menyatakan sinar, dan garam yang terus memberikan pengaruh dan mengasinkan hidup yang sudah hambar, karena tindakan-tindakan laknat yang dilakukan oleh politisi jaman now.
Izinkan saya untuk memberikan satu ayat yang saya rasa cukup cocok untuk keadaan Ahok yang ada di Mako Brimob. Konteks ayat ini adalah ketika Musa berperang dengan bangsa Mesir.
Keluaran 14:14 TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja.
Sumber Seword

Subscribe to receive free email updates: