Buruh adalah patron utama dalam proses memajukan suatu bangsa dan negara tanpa adanya buruh maka sangat jelas perkembangan suatu bangsa akan stagnan dan bisa jadi hancur maka pentingnya pihak buruh dalam mengembangkan poros ekonomi negeri harus berbanding lurus dengan kesejateraannya yang ternyata masih banyak buruh di zaman sekarang ini masih berada di bawah garis kemiskinan. oleh karena itu, dibutuhkan kekompakan dan kerjasama buruh dalam memperjuangkan haknya sebagai bagian dari warga negara yang dijamin negara kesejahteraannya. Perjuangan buruh dalam upaya meningkatkan kesejateraan seharusnya berjalan sesuai dengan rule (garis) dan aturan-aturan yang berlaku. aksi demonstrasi harusnya berjalan damai dan terkontrol bukan bermain hukum sendiri dan terkesan melakukan tindakan Premanisme.
Kejadian pembakaran oleh Federasi Serikat Pekerja Logam, Elektronik, dan Mesin Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSP LEM PSI) menjadi tindakan yang mencoreng gerakan buruh dan Demokrasi di Indonesia. Tindakan mereka sudah keterlaluan dan menyalahi budaya dan etika Indonesia. Kejadian viral terjadi siang ini dan menurut saya merusak tujuan utama dari Gerakan Buruh hari ini. dimana salah satu organisasi buruh Federasi Serikat Pekerja Logam, Elektronik, dan Mesin Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSP LEM PSI) DKI Jakarta melakukan tindakan tidak yang menurut saya tidak terpuji karena tindakan organisasi buruh ini jelas telah melanggar hukum dengan melakukan pengrusakan dan pembakaran karangan bunga yang jelas telah berizin memasangkan karangan bunganya di lokasi kejadian.
Karangan bunga yang dibakar adalah karangan bunga buat BADJA dari rakyat yang mengasihi dan memberikan semangat. Lokasi kejadian berada di jalan Medan Merdeka Selatan DKI Jakarta.“Pantauan Kompas.com, di depan karangan bunga yang dibakar itu terdapat mobil komando bertuliskan Federasi Serikat Pekerja Logam, Elektronik, dan Mesin Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSP LEM PSI) DKI Jakarta.”
Kejadian Demonstrasi berujung pembakaran ini harusnya ditindak tegas oleh pihak keamanan baik Satuan Polisi Pamong Praja ataupun Kepolisian sehingga tidak berakhir dengan pembakaran papan bunga yang jelas akan merugikan pihak pengusaha karangan bunga. “Pada saat orasi salah satu buruh sangat berani dan gagahnya menyampaikan "Kalau 3 hari balai kota belum bersih dari bunga-bunganya, kita akan datang untuk bersihkan. Siap untuk bersihkan balai kota" ujar salah seorang buruh dari atas mobil komandonya”
(http://megapolitan.kompas.com/read/2017/05/01/13172841/buruh.bakar.karangan.bunga.untuk.ahok-djarot)
Bersih-bersih yang bagaimana dimaksudkan buruh tersebut. Saya baru tahu dimata mereka bunga itu adalah kotoran yang harus dibersihkan. Saya rasa mereka yang beranggapan bunga adalah kotoran harus meditasi ataupun periksa ke dokter mata, mana tahu indera penglihatan para demonstran ini sudah terganggu atau memang yang indah itu ketika lembaran merah yang terpampang foto Bapak Sukarno dan Hatta ada bertebaran di depan mata. Jika bukan mata yang bermasalah mungkin harus ke psikiater untuk memeriksa kejiwaan.
Akal sehat dan logika saya dan mungkin masyarakat Indonesia yang bijaksana dan independen tidak dapat menghubungkan isu demonstrasi buruh meningkatkan kesejahteraan dengan melakukan pembakaran karangan bunga.
Apa hendak dikata jika perjuangan dapat digerakkan oleh uang hancurlah tatanan demokrasi yang ada di Indonesia tercinta. paska kejadian pembakaran yang sudah jelas meninggalkan bekas kerugian materil dan immateril, pihak yang melakukan pembakaran pun melakukan permintaan maaf. Betapa gampang mereka anggap permasalahan ini .
“Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta, Jupan Royter mengatakan pimpinan Federasi Serikat Pekerja Logam, Elektronik dan Mesin Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSP LEM SPSI) sudah menyampaikan permohonan maaf atas pembakaran karangan bunga Ahok-Djarot” (Sumber : http://nusantara.rmol.co/read/2017/05/01/289693/Spontan,-Buruh-Minta-Maaf-Bakar-Karangan-Bunga-Ahok-)
“Ibarat sekelompok geng motor A merusak bengkel langganan Klub motor B yang notabene adalah saingannya setelah melakukan pengrusakan dan pembakaran geng motor A itu minta maaf dan berharap masalah selesai. emang negara ini punya kalian sehingga bisa berbuat sesuka hati”
Seperti itulah kira-kira analoginya menurut analisis dangkal saya.
Kejadian pembakaran ini sontak dikaitkan berhubungan dengan panasnya pertarungan pemilihan gubernur DKI Jakarta. Pemberian karangan bunga oleh pendukung Badja tidak disukai para pembenci yang selalu mencari celah untuk melakukan tindakan-tindakan tidak terpuji. Terlepas permasalahan hukum yang terjadi dan harus diproses. Fenomena pemberian karangan bunga bagi kandidat yang kalah apapun kompetisinya baru kali ini viral dan massif berlangsung di Indonesia.
Hukum harus ditegakkan
Hukum panglima tertinggi di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hukum harus ditegakkan seadil-adilnya jangan sampai Runcing keminoritas tapi tumpul ke mayoritas perusuh yang bergerombol melakukan tindakan peembakaran. Penegak hukum harus segera memproses tindakan ini baik tanpa laporan dari korban yang dirugikan ataupun dilaporkan oleh pihak yang dirugikan.
"Jangan sampai menganggap kebebasan yang sebebas-bebasnya. Tentu tidak demikian makna demokrasi. Demokrasi tetap melihat nilai-nilai hukum, nilai-nilai budaya bangsa, moral dan etika. Karena kalau tidak akan jadi preseden buruk untuk bangsa," tegas Boy.
(Sumber https://m.detik.com/news/berita/d-3338304/polri-unjuk-rasa-tidak-bisa-semau-maunya-ada-aturannya)
Rakyat Indonesia menanti tindakan kongkrit Penegak Hukum dalam menangani para demonstran yang inkonstitusional dengan bertindak melakukan pembakaran yang pasti merugikan pihak lain dan telah bertindak sewenang-wenang pada saat aksi demonstrasi. Kami serahkan sepenuhnya kepada penegak hukum rakyat Indonesia percaya tindakan pembakaran ini pasti ditindak secara hukum karena aksi demonstrasi itu sudah kelewatan dan melanggar etika rakyat Indonesia.
Ahok Bersuara
Beberapa jam setelah kejadian pembakaran karangan bunga yang tidak berdosa itu. Basuki Tjahaya Purnama yang akrab disapa Ahok akhirnya bersuara menanggapi kejadian yang terjadi di kawasan Balai Kota DKI Jakarta.
"Sayang saja. Karena papan bunga bekas bisa dijual Rp 50 ribu ke toko bunga kembali," kata pria yang akrab disapa Ahok itu kepada detikcom, Senin (1/5/2017). Menurut Ahok, bekas karangan bunga bisa dijual dengan harga sekitar Rp 100 ribu. Jika bekas karangan bunga masih bagus bisa dijual kembali oleh toko bunga."Malahan katanya bisa Rp 100 ribu jika sampai ditoko bunganya dan masih bagus dan buat dipakai lagi," ujar Ahok.
(Sumber https://m.detik.com/news/berita/d-3488792/ahok-sayangkan-pembakaran-karangan-bunga-di-balai-kota?_ga=1.23666682.1957759562.1483777553)
Menganalisis tanggapan dari Bapak Ahok, saya menyimpulkan bahwasanya jika karangan bunga tersebut tidak dibakar dan di jual kembali pasti bernilai ekonomis yang lumayan besar. Karena karangan bunga bekas tersebut masih dapat dimanfaatkan ulang oleh pengusaha karangan bunga. Andai saja karangan bunga yang dibakar tersebut dijual kembali dan uangnya disumbangkan untuk kepentingan Anak Yatim Piatu pasti sudah mempunyai dampak positip daripada hanya dibakar malah menambah polusi udara dan jalan raya tempat pembakaran menjadi kotor dan berantakan. Beruntung Bapak Ahok susah mempersiapkan Pasukan Orange untuk reaksi cepat membersihkan bekas pembakaran karangan bunga yang dibakar dan tidak dibersihkan oleh segerombolan buruh.